Selasa, 26 April 2016

Kumala Chandra Lukita
23215756
1EB20

Inflasi di Indonesia

Banyak sudah komentar, pendapat, dan pandangan mengenai apa yang disebut dengan inflasi. Jika didengar secara sepintas, tampaknya komentar-komentar tersebut lebih mengarah pada suatu kesimpulan bahwa inflasi tersebut berbahaya dan sesuatu yang buruk bagi perekonomian suatu negara. Tidak jarang pula inflasi harus menerima tuduhan sebagai penyebab gagalnya berbagai kegiatan ekonomi suatu negara. Benarkah demikian?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita bahas secara sepintas masalah inflasi yang termasuk salah satu penyakit ekonomi tersebut. Inflasi sering diartikan sebagai kecenderungan naiknya harga barang secara umum yang diikuti oleh menurunnya nilai mata uang secara terus-menerus. Dari pengertian tersebut, dapat diambil beberapa poin penting mengenai inflasi, bahwa inflasi akan terjadi jika:
  1. Disertai kenaikan harga-harga komoditi secara umum, atau dapat dikatakan hampir setiap komoditi mengalami kenaikan
  2. Dapat diketahui dan dihitung jika telah berjalan dalam kurun waktu tertentu dan dalam wilayah tertentu. Di Indonesia sendiri digunakan waktu sebulan atau setahun dalam mengetahui terjadinya dan besarnya inflasi yang terjadi.
Dengan demikian, jika kenaikan harga tidak menyeluruh, ataupun jika menyeluruh namun hanya terjadi dalam kurun waktu yang singkat dan terjadi di wilayah tertentu yang terbatas, maka istilah inflasi menjadi kurang tepat untuk disebutkan.

Jika dilihat dari parah atau tidaknya, besar atau kecilnya inflasi yang terjadi, inflasi dapat dibagi menjadi:


Negara Indonesia sendiri pernah mengalami semua jenis inflasi tersebut.

Jika dilihat dari sebab-sebab kemunculannya dibagi dalam:
  • Inflasi karena naiknya permintaan
Terjadi karena adanya gejala naiknya permintaan secara umum, sehingga sesuai dengan hukum permintaan, makan harga secara umum akan cenderung naik. Proses terjadinya dapat dilihat di grafik berikut:


Adanya kenaikan permintaan akan menyebabkan garis permintaan (D) bergeser ke kanan menjadi garis (D’), hal ini mengakibatkan harga keseimbangan harga keseimbangan naik dari P0 menjadi P1. Jika semua komoditi mengalami kejadian seperti ini, maka akan terjadi inflasi. Sisi baik dari inflasi yang disebabkan oleh naiknya permintaan adalah kenaikan dalam harga juga diimbangi dengan naiknya komoditi yang diproduksi, sehingga meskipun harga naik, namun cukup tersedia komoditi di pasar.
  • Inflasi karena naiknya biaya produksi
Terjadi jika kecenderungan naiknya harga lebih diakibatkan karena naiknya biaya produksi, seperti naiknya upah tenaga kerja, naiknya harga bahan baku, dan sebagainya. Jika ini yang terjadi, maka akibatnya akan lebih buruk dibandingkan dengan inflasi karena naiknya permintaan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:


Adanya kenaikan biaya produksi menyebabkan produsen untuk cenderung mengurangi produksinya, yang berarti garis produsen/penawaran (S) akan bergeser ke kiri (S’). Akibat dari kejadian tersebut, harga akan cenderung naik dari P0 ke P1. Yang lebih buruk lagi yaitu kenaikan dalam harga tersebut diperparah dengan semakin sedikitnya produksi, yakni dari Q0 menjadi Q1. Dengan demikian, semakin banyak rakyat kecil yang tidak dapat menikmati komoditi tersebut.
Jika dilihat dari asalnya, inflasi terbagi menjadi:
  • Inflasi dari dalam negeri
Terjadi karena peristiwa yang terjadi di dalam negeri, misalnya peredaran uang di dalam negeri terlalu banyak. Peredaran uang yang terlalu banyak akan menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap uang menjadi berkurang (karena mendapatkan uang relatif mudah). Dengan kata lain, jumlah uang yang beredar lebih banyak daripada yang dibutuhkan, sehingga jika hasil produksi tidak meningkat, maka orang akan lebih menghargai barang daripada uang, sehingga kalau barang tersebut dijual, tentulah dengan harga yang tinggi. Jika semua komoditi mengalami hal tersebut, muncullah inflasi.
  • Inflasi dari luar negeri
Proses terjadinya diawali dengan masuknya komoditi impor yang telah terkena inflasi di negara asalnya, sehingga komoditi impor tersebut dibeli oleh masyarakat dengan harga yang mahal pula. Jika kemudian komoditi tersebut diolah sebagai bahan baku untuk membuat produk, maka tentu harga produk tersebut akan menjadi mahal. Dengan demikian, semakin banyak mengimpor komoditi yang terkena inflasi, semakin besar pula kemungkinan terjadinya inflasi di Indonesia.

Dampak positif dari inflasi:
  1. Inflasi yang terkendali menggambarkan adanya aktivitas ekonomi dalam suatu negara
  2. Inflasi terkendali merangsang masyarakat untuk terus berusaha bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraannya, agar tetap dapat mengikuti penurunan nilai riil pendapatannya
Dampak negatif dari inflasi:
  1. Menyebabkan turunnya pendapatan riil masyarakat yang memiliki penghasilan tetap
  2. Menyebabkan turunnya nilai riil kekayaan masyarakat yang berupa kas, karena nilai tukar kas (misalkan uang) akan menjadi lebih kecil.
  3. Menyebabkan nilai tabungan masyarakat menurun
  4. Menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia terhambat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar