Nama : Kumala Chandra L.
NPM :23215756
Kelas : 1EB20
Tema :
Otobiografi Diri Sendiri
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Hai,
namaku Kumala Chandra Lukita, tapi aku biasa dipanggil Kumala. Aku lahir di
Jakarta, tepatnya di rumah sakit Islam Cempaka Putih pada 9 Februari 1997. Aku
berzodiak aquarius, yang “katanya” cenderung merasa kesepian, sensitif, dan
mudah tersinggung L
Saat usiaku tiga tahun, aku diasuh oleh nenekku di
kampung halamanku di Cilacap, Jawa Tengah. Empat tahun kemudian, aku, bersama
bibiku datang ke Bekasi dan aku kembali tinggal bersama kedua orang tuaku.
Sedikit tentang keluargaku, aku tinggal dengan ayah,
ibu, dan adik laki-lakiku. Ayahku bernama Widiarjo, dia adalah sosok ayah yang lucu,
bijaksana ya... walaupun orangnya juga pemalas, hehe. Ibuku Eka Setyaningsih,
wanita yang plinplan, hobi belanja, dan cerewet K. Terakhir adikku, namanya Abiyu Laksono, usianya
terpaut 5 tahun dariku. Dia orang yang jahil, pelit, menyebalkan, dan
benar-benar susah diatur. Meskipun terkadang aku merasa kesal dengan keluargaku,
tapi aku menyayangi mereka di atas segalanya. Selain keluarga, mereka juga
harta yang berharga bagiku J
Tak lama setelah aku datang ke Bekasi, aku terdaftar
sebagai siswa kelas satu di SDN Jatikramat I. Karena aku orang yang pemalu, aku
tak cukup banyak mendapat teman di hari pertamaku sekolah. Tapi lambat laun aku
mulai berbaur dengan teman-teman satu kelasku dan aku bisa akrab dengan mereka.
Aku memiliki sahabat bernama Anissa. Dia sangat baik padaku. Kami selalu pulang
bersama, bahkan saat ayahnya datang untuk menjemputnya, aku selalu ditawari
untuk membonceng bersamanya. Dia juga pernah memberiku uang saat aku lupa
membawa uang ke sekolah. Aku benar-benar beruntung memiliki sahabat seperti
dia.
Tak terasa enam tahun aku melalui hari-hariku di
sekolah bersama teman-temanku, hingga akhirnya kami menghadapi UASBN.
Alhamdulillah, setelah beberapa bulan menunggu hasil ujian, akhirnya diumumkan
bahwa kelas 6 SDN Jatikramat I dinyatakan lulus 100%. Aku benar-benar bersyukur
karena usaha kami belajar selama enam tahun tidak sia-sia.
Tapi ada satu hal yang membuatku sedih adalah ketika
sahabatku, Anissa, memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di Wonosobo L Setelah ia pergi dari Bekasi, kami masih sempat
berhubungan walaupun hanya melalui ponsel. Tapi lama kelamaan, kami semakin
jarang menyapa, sampai akhirnya kami benar-benar lost contact L
Aku sudah menanyakan ke beberapa temanku, tapi tidak ada yang tahu nomor ponsel
Anissa yang baru. Semoga saja kamu baik-baik saja, Nis, aku kangen sama kamu L
Setelah lulus dari sekolah dasar, aku melanjutkan
pendidikanku ke SMPN 12 Bekasi. Sekolahku yang sekarang terbilang cukup jauh
dari rumah. Kenapa aku lebih memilih sekolah di SMPN 12 Bekasi dibandingkan
dengan SMP lain yang letaknya lebih dekat dari rumahku? Itu karena dulu SMPN 12
Bekasi terdaftar sebagai sekolah RSBI dan aku merasa tertantang untuk
bersekolah di sana. Kupikir semuanya akan baik-baik saja ketika aku menjadi
siswa di sana, tapi ternyata itu tidak seperti yang kuduga. Kebetulan, aku
masuk ke kelas unggulan sampai tiga tahun ke depan. Sainganku sangat berat. Aku
bahkan sempat mengeluh dan menyesal kenapa aku memilih untuk sekolah di sana.
Ditambah lagi, dulu wabah K-pop sedang melanda dan aku menjadi salah satu
korbannya. Aku benar-benar menggilai segala hal yang berhubungan dengan Korea,
sehingga membuatku malas belajar. Ayahku beberapa kali memarahiku ketika
melihat nilai raporku, tapi itu tak membuatku jera. Tetap saja aku tak bisa
lepas dari demam K-pop.
Alhasil, saat pengumuman nilai UN keluar, aku mendapat
nilai yang paling rendah di kelasku. Aku merasa seperti tertimpa palu godam
yang sangat besar, benar-benar sakit. Aku kecewa pada diriku sendiri, aku baru
menyadari bahwa selama tiga tahun aku bersekolah, aku telah mengecewakan orang
tuaku, terutama ayahku. Ayah, maafkan aku L
Saat pendaftaran murid baru SMA, aku merasa pesimis
tidak akan masuk ke SMA negeri manapun. Ayahku sempat menyarankan supaya aku
masuk SMK dan akhirnya aku bersama ayahku pergi ke Bintara untuk mengunjungi
SMKN 1 Bekasi di sana. Setelah bertanya-tanya mengenai jurusan apa saja yang
ada di sana, aku berkata pada ayahku kalau aku ingin mengambil jurusan
akuntansi, karena kebetulan nilai NEM-ku cukup untuk masuk ke jurusan itu.
Setelah melihat kondisi SMK itu, aku dan ayahku kembali ke rumah. Setibanya di
rumah, ibuku menyarankan agar aku masuk ke SMAN 11 Bekasi yang letaknya tak
terlalu jauh dari rumah. Tanpa basa-basi lagi, ayahku segera menyuruhku untuk
mendaftar di sana. Alhamdulillah, setelah menunggu tiga hari untuk seleksi, aku
diterima di SMAN 11 Bekasi J
Aku pun resmi menjadi siswa SMAN 11 Bekasi setelah
menjalani MOS selama tiga hari. Aku menjalani kehidupan sekolahku seperti
biasa. Belajar dari pengalamanku saat SMP, kali ini aku sedikit demi sedikit
mulai mengurangi kesukaanku terhadap K-pop dan mulai fokus pada pelajaran di
SMA.
Oh iya, saat kelas satu, aku sempat menyukai teman
sekelasku, sebut saja I. I memang tidak terlalu pandai di bidang akademik, tapi
dia sangat berbakat di olahraga futsal dan sepak bola, selain itu dia juga
aktif di organisasi IRMAS. Tapi aku tidak berani untuk mengatakan pada I kalau
aku suka padanya, aku terlalu malu /.\ Akhirnya aku memutuskan untuk tetap
berteman dengannya.
Pembagian rapor kelas satu pun tiba. Alhamdulillah
usahaku tidak sia-sia. Di kelas satu aku semester satu dan dua aku masuk
peringkat 10 besar dan tetap bertahan hingga aku duduk di bangku kelas dua.
Saat kelas tiga, aku kembali menyukai teman sekelasku, sebut saja E. Dia
pintar, jago olahraga, pokoknya benar-benar laki-laki idaman. Tapi sekali lagi
aku hanya bisa memendam rasa sukaku pada E, karena E sudah berstatus sebagai
pacar temanku yang lain L
Tak terasa sudah hampir tiga tahun aku bersekolah di
SMAN 11 Bekasi. Menghitung mundur hari menjelang UN pun dimulai. Aku dan
teman-teman seangkatan mulai fokus pada ujian yang sudah ada di depan mata.
Hingga akhirnya kami melaksanakan UN selama empat hari dan pengumuman hasil UN
diumumkan. NEM-ku tidak terlalu mengecewakan, aku bisa bernafas lega sekarang J
Aku sempat mendaftar di sekolah kedinasan, tapi
sayang aku gagal dalam seleksi. Begitu pun dengan pendaftaran universitas, aku
juga gagal L
Ayahku pun menyarankan agar aku masuk ke Universitas Gunadarma. Selain karena
dekat dari rumah, aku juga tak perlu menghabiskan banyak ongkos untuk jajan dan
transportasi, hehe.
Di Universitas Gunadarma, aku masuk ke kelas 1EB20.
Aku yang notabenenya adalah orang yang pendiam dan sulit bergaul, sedikit
kesulitan mendapat teman di minggu-minggu pertama perkuliahanku. Tapi lama-lama
aku bisa dekat dengan teman-teman kelasku. Seiring berjalannya waktu, aku
memiliki 6 teman yang saaangat dekat denganku. Mereka adalah Revita, Arum,
Jihan, Hasian (sebut saja Cian, hehe), Riva, dan Dewi. Entah kata apa yang
cocok untuk menggambarkan mereka berenam, yang jelas mereka adalah orang yang
gokil! Selalu bisa membuatku tertawa setiap hari. Ah, aku benar-benar
menyayangi mereka. Aku bersyukur memiliki teman seperti mereka.
Kurasa cukup sampai di sini aku menceritakan
kisahku. Sampai jumpa di kisahku selanjutnya. Mungkin saja lain kali aku akan
menceritakan kisahku setelah aku lulus dari Universitas Gunadarma, atau mungkin
saat aku sudah menjadi Menteri Keuangan, hehe :p Wassalamualaikum
warrahmatullahi wabarakatuh.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar