NPM : 23215756
Kelas : 1EB20
Tema : Wirausahawan di Indonesia
PROFIL WIRAUSAHAWAN ROBERT BUDI HARTONO
Menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia selama beberapa tahun berturut-turut
itulah R. Budi Hartono yang merupakan pemilik Grup Djarum,
dilahirkan dengan nama lengkap Robert Budi Hartono pada tanggal 28 April 1941 di Kota
Semarang, Ayahnya bernama Oei Wie Gwan pemilik usaha kecil Djarum Gramophon
namanya diubah menjadi Djarum yang kelak menjadi sebuah perusahaan rokok
terbesar di dunia. Robert Budi Hartono yang memiliki nama Tionghoa Oei Hwie
Tjhong oleh Majalah Forbes dicaatat memiliki kekayaan sebesar 8,5 Milyar Dollar
atau 82.50 triliun rupiah dan merupakan orang terkaya nomor satu selama beberapa tahun di Indonesia
dan urutan 131 terkaya didunia. Semua berawal dari Mr. Oei Wie Gwan yang
membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun
1951 dann kemudian mengubah namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek
dengan merek “Djarum” yang ternyata sukses di pasaran.
Setelah kebakaran hampir memusnahkan perusahaan pada tahun
1963, Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya.
Robert dan kakaknya, Michael Budi Hartono, menerima warisan ini setelah ayahnya
meninggal. Pada saat itu pabrik perusahaan Djarum baru saja terbakar dan
mengalami kondisi yang tidak stabil. Namun kemudian di tangan dua bersaudara
Hartono, Perusahaan Djarum bisa bertumbuh menjadi perusahaan raksasa. Pada
tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun
kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi
menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun
1981. Saat ini, di Amerika Serikat pun perusahaan rokok ini memilki pangsa
pasar yang besar. Dan di negeri asalnya sendiri, Indonesia, produksi Djarum
mencapai 48 milyar batang pertahun atau 20% dari total produksi nasional.
Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan rokok ini menjelma dari perusahaan
rokok menjadi Group Bisnis yang berinvestasi di berbagai sektor. Djarum mereka,
dilarang di Amerika Serikat sejak 2009 bersama dengan rokok kretek lainnya,
karena telah diluncurkannya Dos Hermanos, sebuah cerutu premium pencampuran
tembakau Brasil dan Indonesia.
Robert Budi Hartono dengan Group Djarum yang dipimpinnya pun
melebarkan sayap ke banyak sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis,
elektronik dan multimedia. Diversifikasi bisnis dan investasi yang dilakukan
Group Djarum ini memperkokoh Imperium Bisnisnya yang berawal di tahun 1951. Di
bidang Agribisnis, Robert bersama Michael memiliki perkebunan sawit seluas
65.000 hektar yang terletak di provinsi Kalimantan Barat dari tahun 2008.
Mereka bergerak di bawah payung Hartono Plantations Indonesia, salah satu
bagian dari Group Djarum. Di bidang properti, banyak proyek yang dijalankan di
bawah kendali CEO Djarum ini, R. Budi Hartono, dan yang paling besar adalah
mega proyek Grand Indonesia yang ditantangani pada tahun 2004 dan selesai pada
tahun 2008. Proyek ini mencakup hotel (renovasi dari Hotel Indonesia), pusat
belanja, gedung perkantoran 57 lantai dan apartemen. Total nilai investasinya
1,3 triliun rupiah.
Globe Asia menyatakan Robert sebagai orang terkaya di
Indonesia dengan kekayaan 4,2 miliar dolar AS atau sekitar 37,8 triliun rupiah.
Pada tahun yang sama, R. Budi Hartono bersama kakaknya, Michael Hartono di
bawah bendera Group Djarum melebarkan investasi ke sektot perbankan. Dan mereka
menjadi pemegang saham utama, menguasai 51% saham, PT Bank Central Asia Tbk
(BCA) yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia saat ini.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia akhir tahun 2011 nilai aset BCA sebesar Rp
380,927 triliun (tiga ratus delapan puluh koma sembilan ratus dua puluh tujuh
triliun rupiah). BCA yang secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957
dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat
berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter
yang terjadi di tahun 1997. Dan bukti eksistensi grup Djarum adalah gedung
pencakar langit di kompleks mega proyek Grand Indonesia diberi nama Menara BCA.
Karena bank BCA menjadi penyewa utamanya dari tahun 2007 hingga 2035. Dengan
demikian tergabunglah lingkungan operasional dua raksasa bisnis Indonesia di tengah-tengah
pusat ibukota yang menjadi bukti keberkuasaan Djarum di kancah bisnis Indonesia.
Robert Budi Hartono menikah seorang wanita bernama Widowati
Hartono atau lebih akrab dengan nama Giok Hartono. Bersamanya Widowati Hartono,
Pemilik PT Djarum ini memiliki tiga orang putra yang kesemuanya telah
menyelesaikan pendidikan. Mereka adalah Victor Hartono, Martin Hartono, dan
Armand Hartono. Disisi lain, Robert Budi Hartono Sangat menyukai olahraga
bulutangkis yang bermula dari sekedar hobi lalu mendirikan Perkumpulan
Bulutangkis (PB) Djarum pada tahun 1969. Dari lapangan bulutangkis di tempat
melinting kretek, Robert Budi Hartono menemukan talenta anak muda berbakat asli
Kudus. Anak muda itu dimatanya, memiliki semangat juang yang tinggi, mental
yang hebat dan fisik yang prima. Tak salah intuisinya, karena dalam kurun waktu
yang tidak lama, anak itu mengharumkan nama bangsa di pentas dunia. Anak muda
itu adalah Liem Swie King, yang terkenal dengan julukan “King Smash”.
Disamping itu bersama kakaknya yaitu Michael Budi Hartono,mereka menjadi pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronik. Salah satu bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun. Perusahaan Polytron ini kini juga memproduksi ponsel yang sebelumnya hanya meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan dispenser. Melalui perusahaan yang baru dibuat yakni Ventures Global Prima Digital, mereka juga membeli Kaskus, yang merupakan salah satu situs terbesar di Indonesia.
Disamping itu bersama kakaknya yaitu Michael Budi Hartono,mereka menjadi pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronik. Salah satu bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun. Perusahaan Polytron ini kini juga memproduksi ponsel yang sebelumnya hanya meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan dispenser. Melalui perusahaan yang baru dibuat yakni Ventures Global Prima Digital, mereka juga membeli Kaskus, yang merupakan salah satu situs terbesar di Indonesia.
referensi: http://www.biografiku.com/2013/08/biografi-robert-budi-hartono-orang.html